drg Rahmat Minta PT Kahatex Kurangi Aktivitas Para Pekerjanya
CIMANGGUNG – Ratusan karyawan pabrik di Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor diduga terpapar virus corona. Ketua Satgas Covid 19 PT Kahatex, Tamami, mengatakan hasil tracking dan trasing PT Kahatex menunjukan 141 karyawannya terpapar corona. Diduga, mereka terpapar di lingkungan keluarga saat libur lebaran.
“Kami pihak perusahaan memastikan mereka yang terpapar bukan ketika dalam kawasan industri. Meski demikian, PT Kahatex tetap bertanggungjawab dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan selama setahun lebih, demi menekan penyebaran Covid di kawasan Kahatex,” ucapnya. Selasa (22/06).
Tamami menambahkan, Kahatex sudah berupaya maksimal untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. Seperti pemasangan thermogun, hand sanitizer dan wajib memakai masker. Bahkan, karyawan yang kelihatan sakit seperti batuk dan filk diwajibkan istirahat dirumah dengan gaji 100 persen dibayarkan.
“Kasus penyebaran Covid-19 di Kahatex sudah terjadi Maret lalu yang berjumlah 10 orang. Lantas terus Bertambah menjadi 34 orang pada Mei 2021,” tambahnya.
Puncaknya, kata dia, selepas libur lebaran jumlahnya menjadi sangat signifikan menjadi 300an orang, sehingga pihaknya melakukan tracking, trasing dan isolasi mandiri dengan hasil karyawan sembuh kembali.
“Lalu data baru dan akurat sampai tanggal 22 Juni, ada 141 orang karyawan Kahatex yang berdomisili KTP Sumedang terpapar corona hasil rapid antigen di lingkungan keluarganya. Mereka semua sudah diliburkan dan kita gaji full,†terangnya.
Tamami menyatakan, rekan kerja kontak erat dengan terkonfirmasi Covid-19 dilakukan anti gen, tracking dan trasing. Jika ada karyawan sakit, langsung diliburkan dan isolasi mandiri.
“Tak hanya itu, tempat kerja dan maintenance juga langsung disterilkan dan penerapan protokol kesehatan lebih diperketat,†ungkapnya.
Dia menyebutkan, Kahatex selalu terbuka dengan informasi terbaru penyebaran Covid-19 di lingkungan industri. Artinya Kahatex sangat kooperatif terhadap pemerintah dan melaporkan sesuai data di lapangan.
Namun tak hanya Kahatex, penyebaran Covid pasca libur lebaran juga terjadi di pabrik lain yang ada di kawasan Cimanggung dan Jatinangor.
“Coba cari informasi di pabrik lain, lebih parah. Ada yang meninggal dunia. Kalau di Kahatex dari jumlah total 36 ribu karyawan, hanya berapa persen saja yang terpapar Covid-19, itu juga terpaparnya di lingkungan keluarga, bukan di dalam kawasan pabrik,†tandasnya.
Selain Kahatex, klaster baru Covid-19 juga terjadi di PT Kwalram, Jalan Raya Bandung-Garut, Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung. Dari 25 orang yang diperiksa rapid antigen, dikethaui 6 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Benar ada 6 orang yang positif. Tapi semuanya sudah sembuh kembali dan sudah bekerja. Kalau yang diperiksa ada 25 orang namun hasilnya negatif. Bahkan yang enam positif semuanya tanpa gejala dan sudah bekerja lagi,†kata Humas PT Kwalram, Adeng.
Sama halnya di PT Yakjin, jalan Raya Parakanmundang-Cicalengka, Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, dari hasil tracking dan trasing terkonfirmasi empat karyawan terkonfirmasi positif Covid-19 dari 200 orang yang dites antigen.
“Namun setelah dicek swab PCR hasilnya dua positif, satu negatif dan satu lagi belum ada hasilnya. Mereka semua terpapar dari suaminya di rumah. Keempat orang itu sudah dirumahkan dan rekan kerja yang lain sudah diisolasi mandiri di rumahnya,†kata Humas PT Yakjin, Santi.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Sumedang, Rahmat Juliadi, menduga bahwa jumlah yang positif itu lebih besar dari yang diketahui. Sehingga ketika mengetahui ada 300 karyawan yang terpapar dirinya tidak terkejut karyawan
“Sejak awal sudah terprediksi. Anggaplah 30.000 karyawan, angka yang diketahui kini berarti hanya 1 persen. Saya prediksi bahkan bisa lebih dari hanya 1 persen,” kata Rahmat.
Ia mengatakan untuk memutus penyebaran Covid di lingkungan pabrik itu, pengetesan harus terus dilakukan terutama bagi orang tanpa gejala (OTG) yang belum tes berpotensi saling menularkan ke sesama karyawan.
“Ini mesti jadi peringatan bagi Satgas Penanganan Covid-19 Kahatex dan meminta Satgas Covid-19 PT Kahatex segera berkoordinasi dengan Satgas Kabupaten Sumedang dan Satgas Kabupaten Bandung. Sebab, karyawan PT Kahatex bukan saja berasal dari Sumedang, tapi juga Kabupaten Bandung,” tambahnya.
Menurutnya, Koordinasi tersebut sangat penting, ketika fasilitas kesehatan milik PT Kahatex menemukan karyawan positif Covid-19, ada jalur yang jelas untuk mengomunikasikannya dengan fasilitas kesehatan milik pemerintah
“Jika fasilitas kesehatan milik PT Kahatex terus melempar hasil tes ke fasilitas kesehatan pemerintah, tentu pemerintah akan kewalahan. Karena, yang dimaksud penanganan Covid-19 bukan hanya testing, tetapi juga tracing, dan treatment,” katanya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta PT Kahatex untuk mengurangi aktivitas para pekerjanya. Jika restoran, mal, dan fasilitas publik lainnya dibatasi, kata Rahmat, industri juga sebaiknya membatasi kegiatan.
“Semakin banyak ditemukan kasus positif, semakin menjadi bumerang bagi PT Kahatex sendiri. Kurangi aktivitas, jika kasus positif ini semakin banyak, lambat laun perusahaan akan merasa berat sendiri,” katanya.
Sehingga, lanjut ia, Perlu adanya pengkajian oleh perusahaan bagaimana untuk mengurangi aktivitas ini. Jumlah karyawan Kahatex itu sangat banyak, mungkin sama dengan jumlah beberapa desa digabung.
“Pemkab Sumedang juga proaktif berkomuniksi dan berkoordinasi dengan semua industri yang ada di wilayahnya,” ujarnya.